Contoh Implementasi Sistem Manajemen Risiko yang Terintegrasi, Apa Saja?

Friday, 26 May 2023

Manajemen risiko (Risk Management) adalah proses terstruktur untuk mengelola risiko yang dihadapi perusahaan dalam mencapai sasaran atau tujuannya. Proses manajemen risiko yang terintegrasi (integrated risk management/IRM) dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat risiko.

Selain itu, manajemen risiko juga menentukan tindakan terbaik dalam mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, memperkecil dampak yang ditimbulkannya (atau kedua-duanya), maupun langkah lainnya guna memastikan/menciptakan keyakinan bahwa sasaran perusahaan dapat dicapai.

Manajemen risiko terintegrasi adalah manajemen risiko yang dijalankan oleh dewan komisaris dan direksi, manajemen, dan personel lainnya yang diaplikasikan dalam penyusunan strategi. Hal ini diterapkan di seluruh perusahaan. 

Fungsi manajemen risiko justru dirancang untuk mengidentifikasi kejadian yang berpotensi mempengaruhi perusahaan, dan mengelola risiko tersebut. Agar tetap berada dalam selera risiko perusahaan, demi memberikan jaminan yang masuk akal atau reasonable assurance atas pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

 

Pengelolaan risiko terintegrasi (IRM) bertujuan untuk mendukung upaya pencapaian visi, misi, dan sasaran strategis pada tiap lini bisnis. Misalnya, layanan jasa enjiniring dalam bidang konstruksi, pembangkitan, transmisi, distribusi, operasi dan pemeliharaan pada sektor ketenagalistrikan dan non ketenagalistrikan.

Agar dapat mencapai tujuannya manajemen risiko terintegrasi harus sesuai dan menjadi bagian dari tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. Sejalan dengan inisiatif keberlanjutan (sustainability) yang terdiri dari tiga aspek atau Triple Bottom Lines (3P), yaitu profit, people, dan planet.

Selain itu, harus sejalan dengan inisiatif ketahanan bisnis atau business resilience dalam menghadapi ancaman yang berpotensi mengganggu keberlangsungan usaha. Serta merujuk pada praktik terbaik dari masing-masing sistem manajemen yang dijalankan.

Agar berhasil menerapkan proses manajemen risiko terintegrasi, maka Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

  1. Menetapkan dan mendokumentasikan dengan jelas semua peran dan tanggung jawab orang-orang yang terlibat dalam mitigasi risiko tersebut;
  2. Anda harus mengembangkan pedoman yang diperlukan untuk manajemen risiko;
  3. Identifikasi dan evaluasi semua risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan Anda;
  4. Pantau proses manajemen risiko terintegrasi dan tinjau terus hasilnya.

 

Kerangka Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi

Untuk mengembangkan dan menerapkan program manajemen risiko terintegrasi secara efektif dan mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan oleh perusahaan, Anda juga harus melakukan penelitian yang komprehensif. Anda juga harus menerima beberapa pemikiran dan dukungan dari top manajemen perusahaan, bekerja dengan bekerja bersama sebagai sebuah tim dan memiliki komunikasi yang baik.

Berikut beberapa rekomendasi yang akan membantu perusahaan untuk membangun kerangka kerja manajemen risiko yang terintegrasi dengan baik:

  1. Pendekatan holistik

Cara terbaik untuk mengintegrasikan kerangka kerja risk management atau manajemen risiko adalah dengan melihatnya sebagai inisiatif strategis untuk pertumbuhan dan pencapaian tujuan dan misi organisasi.

Dengan cara tersebut, mulai dari top pemimpin perusahaan akan menyampaikan pentingnya kerangka kerja manajemen risiko terintegrasi kepada orang lain di dalam organisasi.

  1. Memprioritaskan risiko

Agar perusahaan dapat menangani semua proses bisnisnya dengan lebih baik, ada baiknya untuk memprioritaskan risikonya, sehingga kerangka kerja IRM juga menunjukkan keberhasilan. Oleh karena itu, untuk peningkatan teknologi yang lebih baik, risiko harus diprioritaskan.

  1. Mengotomatiskan kontrol

Mengalihkan kontrol manual yang ada ke kontrol otomatis atau dari sistem tradisional ke digital dapat menghemat waktu perusahaan Anda, menurunkan biaya, serta membantu Anda mengurangi risiko dengan lebih baik.

 

Contoh Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi

Manajemen risiko terintegrasi bisa diterapkan dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan strategi, proses pencapaian inisiatif, perbaikan proses bisnis, hingga pada tata kelola perusahaan.

Penerapan manajemen risiko terintegrasi pada proses pengambilan keputusan perusahaan dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa keputusan yang diambil telah mempertimbangkan peluang maupun risiko yang dihadapi. Sehingga memberikan keyakinan bahwa keputusan yang diambil akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan, dengan pengerahan sumber daya yang efektif dan efisien.

Sementara penerapan manajemen risiko terintegrasi pada proses perencanaan strategis perusahaan dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sasaran perusahaan akan tercapai, baik sasaran jangka panjang maupun jangka pendek.

Sedangkan penerapan manajemen risiko terintegrasi pada proses pencapaian sasaran kegiatan atau inisiatif dimulai dengan penyusunan kajian risiko. Program yang sudah diterima harus segera ditindaklanjuti, dipantau kemajuan dan efektivitasnya oleh pemilik risiko terkait setiap saat.

Selain itu, masih ada contoh penerapan manajemen risiko terintegrasi lainnya. Apabila perusahaan Anda membutuhkan informasi lengkap mengenai Enterprise Risk Management sebagai solusi untuk bisnis yang berkelanjutan, silakan klik di sini.