Kisah Inspiratif Hani, Menjadi Manajer dengan Memaksimalkan Proses
Sukses, adalah sebuah pencapaian yang sangat ingin dimiliki dan cara untuk meraih kesuksesan selalu menjadi hal yang dipertanyakan banyak orang. Sayangnya, tidak pernah ada rumusan pasti soal bagaimana meraih kesuksesan itu sendiri. Banyak buku motivasi maupun tips dan trik yang bisa kita pelajari namun rasanya hanya sekedar teori saja.
Berbeda jika yang berbagi kisah sukses adalah orang yang sudah berpengalaman dan terbukti. Kisah melalui proses inilah yang sering menginspirasi dan mudah untuk diinternalisasi. Ceritanya jelas bukan hanya teori saja namun dirangkum dari berbagai pengalaman yang sudah dilaluinya. Kali ini cerita itu datang dari Manager Human Capital (HC) SISI, Hani Aisah Fara atau biasa disapa Hani.
Bagi karyawan SISI jelas sudah pasti familiar dengan sosok yang satu ini. Hani termasuk salah satu karyawan milenial yang cukup diperhitungkan. Bagaimana tidak, dengan usia 27 tahun yang masih terhitung muda ini ia sudah dipercaya untuk bertanggung jawab sebagai Manager Human Capital di SISI. Tentu di balik itu semua, ada proses panjang yang telah dilalui Hani. Berlatar seorang lulusan Fakultas Hukum pada awalnya membuat dirinya menjadi berambisi untuk berkarir sebagai seorang praktisi hukum. Namun seiring berjalannya waktu pemikiran tersebut perlahan mulai berganti.
Perempuan asal Bekasi ini mengaku awal ketertarikannya pada dunia HC cukup unik. Ketika pertama kali menjadi bagian dari SISI, Hani ditempatkan pada posisi staff legal dan SDM. Karena tidak memiliki latar belakang dan belum berpengalaman pada bidang SDM, pada mulanya ia menghadapi kesulitan dalam menjalani role-nya. Sebut saja pengelolaan SDM mulai pengaturan payroll, rekrutmen, hingga menghadapi langsung komplain karyawan. Mulai dari situlah Hani mulai banyak belajar dan semakin tertarik dengan bidang SDM. “Bener-bener frustasi sih pada awalnya, karena harus mengurus semua yang berhubungan dengan karyawan. Jadi kebayang kan, anak baru lulus kemarin dengan minimnya knowledge yang dimiliki pada saat itu?” ujar Hani.
Di perjalanannya, Hani kemudian mulai dipercayakan menjadi leader ketika masih berusia 24 tahun. Saat dirinya hendak dipromosikan menjadi SPV Human Capital itu Hani mengaku bahwa ia sebetulnya sangat tidak percaya akan kemampuannya, akan tetapi di sisi lain ia juga merasa ada tantangan tersendiri yang menarik untuk meningkatkan kemampuan diri. Karena mempunyai karakter yang memang menyukai tantangan, keinginan untuk jadi lebih baik dan daya juangnya pun ikut membesar.
Hani juga bercerita, selain karena kemauan dari dalam diri, ia juga bersyukur mendapatkan banyak dukungan dari atasan dan rekan kerjanya. Dirinya mengaku banyak mendapatkan ilmu dan belajar melalui sharing knowledge, learning by doing, dan training serta benchmark ke perusahaan lainnya. Dari situ semakin lama semakin bertambah skill, knowledge, serta rasa percaya dirinya menjalani karir di bidang HC. “Sejujurnya saya tidak pernah menargetkan harus berada di posisi apa. Tapi saya yakin ketika kita sudah tahu tujuan kita, maka kita akan menemukan goal yang mampu mengerahkan diri untuk melewati proses yang maksimal, hingga akhirnya mencapai result yang diharapkan,” lanjut Hani.
Sebagai seorang manajer, Hani jadi semakin banyak belajar mengenai leadership. Dirinya berpikir, bahwa ia harus bisa melihat berbagai sisi dalam membuat keputusan. Berada di posisi ini, Hani juga banyak belajar untuk memiliki keberanian dalam speak out the important matters dalam proses pengembangan karir, dan tidak bisa cuek terhadap situasi sekitar, serta harus selalu memikirkan apa yang penting bagi semua orang. Baginya setiap tindakan akan selalu berdampak bagi karyawan dan perusahaan, sehingga ia harus selalu mempertimbangkan berbagai value dan perspektif dalam membuat keputusan.
Bagi Hani, gaya bekerja yang lebih menitikberatkan pada proses inilah yang mengantarkan dirinya hingga sejauh ini. Hal ini kemudian menumbuhkan semangat untuk selalu memberikan performa terbaik darinya. Ia juga selalu menikmati dan menghargai setiap improvement karena ia percaya bahwa setiap perbaikan tersebut akan membawanya pelan-pelan menuju kesuksesan. “Hasil tidak ada yang tahu, maka dari itu saya lebih suka memaksimalkan proses. Intinya kerja dengan maksimal, all out, nothing to lose, dan perfomance yang baik, maka kita akan meraih kesuksesan dengan sendirinya,” imbuh Hani.