5 Hal yang Harus Dihindari saat Implementasi Software ERP
Istilah Enterprise Resource Planning (ERP) diciptakan pada 1990 oleh Gartner Group. Namun, konsepnya sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Saat itu, konsep ini hanya diterapkan pada manajemen inventaris dan kontrol di sektor manufaktur. Di tahun 1970-an, program ini berevolusi menjadi Material Requirements Planning (MRP) untuk penjadwalan proses produksi.
Memasuki periode 80-an, MRP dikembangkan untuk mencakup lebih banyak proses manufaktur, sehingga mengubah namanya menjadi MRP-II atau Material Resource Planning. Pada 1990, sistem ini telah memiliki lebih banyak fungsi di luar manajemen inventaris dan proses operasional lainnya.
Kemudian, pada tahun 1998, NetSuite didirikan, dengan tujuan menciptakan sistem yang dapat digunakan di seluruh perusahaan dan bisa dioperasikan melalui internet. Pada tahun 2000-an, Gartner Group kembali mengembangkan ERP dengan mengeluarkan ERP II.
Sistem ini adalah ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis cloud keluaran pertama. Sistem ini menawarkan fleksibilitas tingkat tinggi, karena dapat melampaui batas wilayah dan waktu (asal terhubung dengan internet).
Kini sistem ERP SaaS (Software-as-a-Service) semakin diminati oleh berbagai bisnis. Beberapa diantaranya adalah bisnis UKM dikarenakan tingkat mobilitasnya yang tinggi dan harganya yang lebih terjangkau.
Sistem ERP semakin banyak digunakan untuk para pelaku bisnis akhir-akhir ini. Sebab, software ERP berfungsi untuk membantu memudahkan sistem operasional suatu bisnis. Jadi, dengan adanya ERP maka sistemnya jadi lebih cepat dan juga efisien.
Proses pemilihan solusi ERP bisa menjadi panjang dan rumit. Solusi yang Anda pilih akan mempengaruhi perusahaan Anda selama bertahun-tahun yang akan datang. Ini akan berdampak pada hampir setiap fungsi dan merupakan investasi yang signifikan. Sangat penting untuk menemukan solusi yang sesuai dengan bisnis Anda dan kebutuhan uniknya.
Hindarilah beberapa kesalahan ini selama proses seleksi pemilihan software ERP. Berikut 5 hal yang harus dihindari saat implementasi software ERP:
-
- Berpikir bahwa teknologi adalah pertimbangan yang paling penting.
- Berasumsi bahwa semua solusi ERP adalah sama.
- Percaya bahwa RFP (request for proposal) yang sangat rinci diperlukan.
- Berpikir bahwa implementasi ERP adalah proyek IT
- Memiliki asumsi bahwa solusi nama besar selalu merupakan solusi terbaik.
Dari kelima hal tersebut, dapat disimpulkan, bahwa proses implementasi ERP bukan lah tanggung jawab salah satu departemen, dalam hal ini divisi IT yang sering disalahpahami. Mengingat penerapan ERP itu mengubah organisasi secara keseluruhan, maka diperlukan kerja sama semua pihak.
Melakukan perencanaan yang matang saat pemilihan modul ERP yang akan diterapkan dan komunikasi yang intens dengan semua stakeholder juga sangat membantu keberhasilan implementasi ERP.
Sistem ERP terus melakukan perkembangan dan penyesuaian agar dapat memenuhi segala kebutuhan bisnis perusahaan yang bervariasi. FORCA ERP yang diluncurkan oleh SISI dapat menjadi pilihan anda untuk mengimplementasikan ERP sebagai solusi bisnis perusahaan berdasarkan industri Anda.
Apabila perusahaan Anda membutuhkan info lebih lanjut mengenai FORCA ERP, dapat menghubungi kami di sini.