Praktik yang Perlu Diterapkan untuk Membangun Program ERM Strategis

Monday, 6 March 2023

Bisnis tidak hanya soal teknis tentang industri, tetapi juga penguasaan pasar, riset dan pengembangan produk, analisis kompetitor, hingga manajemen risiko atau risk management. Enterprise Risk Management (ERM) hadir untuk menawarkan pengelolaan keseimbangan antara risiko dan kesempatan untuk menciptakan alternatif terbaik bagi unit bisnis. 

Dalam membangun bisnis apapun Anda harus melakukan analisis mengenai kemungkinan terjadinya kerugian akibat risiko yang terjadi. Hal tersebut akan membantu Anda untuk melakukan langkah-langkah pencegahan lebih dini untuk risiko-risiko yang bakal muncul.

Penerapan manajemen risiko sangat penting untuk dilakukan. Dengan melakukan manajemen risiko akan membuat kekurangan-kekurangan usaha Anda terdeteksi lebih awal.

 

Namun membangun program Enterprise Risk Management yang strategis membutuhkan beberapa tahapan penting yang harus Anda lakukan. Berikut tahapan dalam melakukan manajemen risiko pada suatu perusahaan:

  1. Identifikasi Risiko

Agar program ERM Anda dapat menghasilkan keputusan yang tepat buat perusahaan, pihak manajemen risiko perusahaan harus melakukan identifikasi mengenai kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan timbul. Risiko perusahaan bisa datang dari internal maupun eksternal.

Untuk melakukan identifikasi risiko tidak mudah. Karena selain harus melakukan identifikasi risiko pada masa sekarang, Anda juga harus melakukan identifikasi risiko untuk masa yang akan datang atau yang berpotensi terjadi.

  1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko

Pada tahap ini, risiko yang sudah dapat diidentifikasi dengan baik harus dikategorikan untuk memudahkan Anda dalam proses mengelola risiko. Pada tahapan ini, Anda juga harus mengidentifikasi mengetahui ciri-ciri dan penyebab timbulnya risiko. Mengidentifikasi risiko merupakan salah satu tahapan penting karena tujuannya yaitu agar Anda dan manajemen bisa mengetahui risiko mana yang harus diprioritaskan.

  1. Analisis risiko

Pada tahapan ini, sangat penting untuk menganalisis dampak apa saja yang bisa ditimbulkan jika risiko ini terjadi atau menghantam perusahaan.  Selain itu, tujuan dari melakukan analisis adalah untuk mengetahui setiap alternatif yang tepat dan efektif.

  1. Memutuskan satu alternatif

Setelah melakukan analisis terhadap banyak alternatif yang ada, selanjutnya memutuskan satu alternatif yang dianggap paling tepat. Pada tahapan ini dibutuhkan pengambilan keputusan yang baik agar dapat memilih alternatif pemecahan masalah dengan tepat.

  1. Melaksanakan alternatif yang dipilih

Melaksanakan alternatif yang telah dipilih. Hal ini dilakukan usai manajer risiko perusahaan mengeluarkan surat keputusannya termasuk anggaran biaya yang dibutuhkan.

  1. Mengontrol alternatif yang dipilih

Agar alternatif yang dipilih berjalan dengan baik maka harus dilakukan tindakan pengontrolan. Dengan melakukan kontrol akan membantu perusahaan untuk bisa mengevaluasi jika terjadi kekurangan.

 

Selain mengikuti tahapan di atas, salah satu hal yang harus sangat diperhatikan yaitu adalah mengenai orang yang berperan dalam manajemen risiko. Pastikan seseorang yang memiliki kompetensi dalam mengelola manajemen risiko agar program ini dapat berjalan dengan baik.

Berikut adalah pembagian peran dan tanggung jawab ERM menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO):

  1. Board of Directors (BoD) memiliki tanggung jawab penting dalam melakukan pemantauan terhadap penerapan manajemen risiko, dengan turut memperhitungkan risk appetite dari entitas yang ada.
  2. Chief Executive Officer (CEO) memiliki tanggung jawab untuk memastikan berjalannya program Enterprise Risk Management yang efektif pada keseluruhan perusahaan.
  3. Manajer memiliki tanggung jawab dalam mendukung penerapan prinsip Enterprise Risk Management perusahaan. Selain itu, manajer juga harus memastikan pemenuhan Enterprise Risk Management dengan risk appetite, dan mengelola risiko di ranah kewenangannya agar konsisten dengan risk tolerance yang dimilikinya.
  4. Risk officer, financial officer, dan internal audit memiliki peran kunci dalam mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko dalam suatu perusahaan.
  5. Petugas operasional (atau biasa disebut risk coordinator) bertanggung jawab dalam menerapkan manajemen risiko perusahaan sejalan dengan prosedur dan kebijakan manajemen risiko perusahaan.
  6. Pihak eksternal (seperti pelanggan, kompetitor, otoritas, dan pihak yang berperan dalam value chain perusahaan) tidak memiliki tanggung jawab dalam memastikan efektivitas Enterprise Risk Management dari entitas, tetapi pihak-pihak tersebut berperan penting dalam menyediakan informasi yang dapat mendukung efektivitas manajemen risiko.

 

Untuk membantu Anda mencapai program Enterprise Risk Management yang strategis, Anda bisa menggunakan aplikasi mengelola risiko Firms. Apabila Anda ingin melihat fitur-fitur aplikasi Firms dan berbagai kemudahan yang tersedia di aplikasi ini termasuk informasi lainnya terkait Enterprise Risk Management, silakan klik di sini.