Cerita Perjalanan Bill Gates dalam Merintis Bisnisnya
Sebagian orang berpendapat bahwa memang ada orang yang terlahir untuk menjadi pebisnis yang sukses. Namun sebagian lainnya percaya bahwa sukses dapat diperoleh dengan memiliki kemahiran berbisnis yang dapat dipelajari. Bahkan pebisnis sekelas Bill Gates, salah satu pemilik Microsoft pun pernah jatuh bangun dalam usahanya sehingga dirinya harus berusaha dengan gigih dan mempelajari berbagai hal untuk meraih apa yang diinginkan.
Jika ditelusuri lebih jauh, Bill Gates pernah mengalami kegagalan dalam merintis usahanya, sebelum mengembangkan Microsoft yang telah dikenal oleh banyak orang seperti saat ini. Banyak proses yang telah ia lalui. Bermula dari memiliki hobi yang sama dengan sahabatnya Paul Allen, Bill Gates belajar cara membedah kode komputer dari terminal komputer yang diperoleh dari teman siswa sekolah swasta dengan cara patungan. Karena terminal komputer saat itu langka dan sangat mahal.
Dari terminal komputer bekas itulah, Bill Gates dan sahabatnya mulai mempelajari banyak hal. Sejak dulu keingintahuan Bill Gates memang cukup tinggi, dirinya juga menyadari bahwa dirinya memiliki rasa bersaing yang cukup tinggi. Bahkan di sekolah swasta yang hanya menarik siswa-siswi cerdas sekalipun, ia tetap ingin selalu menjadi nomor satu. Sifat kompetitif ini rupanya tidak dimiliki begitu saja. Ayahnya yang merupakan sarjana hukum, serta ibunya yang saat menjadi mahasiswa bergelut dengan urusan kemahasiswaan dan kepemimpinan menanamkan jiwa kepemimpinannya dan jiwa kompetitif kepada ketiga anaknya.
Setelah menyelesaikan bangku sekolah, Bill Gates bekerja di salah satu perusahaan yang mengukur pola arus lalu lintas dengan menghitung roda mobil yang berguling di atas tabung karet yang sensitif terhadap tekanan. Setiap 15 menit, sebuah mesin akan membuat pola lubang ke selembar selotip kertas. Rekaman itu akan dibaca secara manual dan hasilnya ditulis secara manual.
Berbekal dari hal tersebut, Bill Gates mencoba melakukan inovasi dengan mencari cara agar lebih efisien dan lebih mudah dari sebelumnya. Dirinya akhirnya membentuk sebuah usaha yaitu Traf-o-Data, di mana perusahaan tersebut menyediakan statistik lalu lintas secara otomatis. Padahal pada saat itu, ia baru berusia 17 tahun
Semenjak perusahaan Traf-o-Data terbentuk, Gates mulai mempekerjakan siswa yang lebih muda di Lakeside untuk bertugas sebagai pembaca pita kertas yang kemudian akan menyalin data rekaman ke kartu komputer. Gates dan sahabatnya, Paul Allen juga mulai menggunakan komputer di perpustakaan Universitas Washington (tempat ayah Allen bekerja) untuk membuat grafik data yang lebih mudah dibaca pada arus lalu lintas per jam. Hingga akhirnya mitra kerja dari perusahaan Traf-o-Data mulai berdatangan. Mereka pun sepakat membangun mesin untuk mengotomatisasi pembacaan kaset dengan dana yang cukup besar senilai US$2.300. Dana tersebut ditujukan untuk membeli chip mikroprosesor 8008.
Tahun demi tahun, Traf-o-Data semakin mengalami perkembangan yang semakin pesat. Layanan dari Traf-o-Data ini pula dimanfaatkan oleh masyarakat Washington untuk pembuatan analisis data lalu lintas Departemen Jalan Negara Bagian Washington yang jauh lebih mudah. Di masa kejayaan ini, Bill Gates dan Allen mencoba merambah usaha lainnya yakni mengembangkan produk Microsoft.
Akan tetapi hal lain yang terjadi diluar prediksi, ketika Traf-o-Data mulai meningkat, Washington dan negara bagian lainnya mulai menawarkan layanan yang sama secara gratis. Di sisi lain, Gates sedang mempersiapkan produk Microsoft. Sehingga mereka dilaporkan menjaring hampir USD 20.000 atas pekerjaan di Traf-o-Data, namun proyek pengumpulan data akhirnya gagal. Tercatat, kegagalan ini membuat Bill Gates bersama partner-nya, Paul Allen, merugi hingga USD 3.494.
Dari kejadian ini, banyak pelajaran yang diambil oleh Gates dan sahabatnya. Melalui pengembangan usaha di Traf-o-Data pula, mereka berhasil memahami mikroprosesor sebagai pengetahuan yang penting untuk kesuksesan Microsoft pada saat itu. Kegagalan yang terjadi oleh Bill Gates dan Allen pada saat itu memotivasi mereka untuk semakin menemukan kejayaannya. Bill Gates dan Allen mendedikasikan seluruh tenaga dan pikirannya untuk membangun sebuah perusahaan Microsoft hingga dikenal saat ini.