Kenali Apa Saja Perbedaan pada Pengelolaan Risiko Konvensional dan ERM
Saat menangani risiko yang dihadapi perusahaan, akan muncul pertanyaan tentang enterprise risk management (ERM) vs manajemen risiko konvensional atau tradisional. Mana yang harus digunakan untuk mengelola risiko perusahaan ini agar tak menimbulkan kerugian.
Apa perbedaan antara manajemen risiko tradisional dan perangkat ERM? Mana yang akan memberikan manfaat paling banyak? Ini adalah jenis pertanyaan yang melatih pikiran para eksekutif di bidang tata kelola, risiko, dan kepatuhan.
Ketika melihat manajemen risiko tradisional vs ERM, apa sebenarnya perbedaannya? Beberapa ahli mengatakan adanya perbedaan waktu: manajemen risiko tradisional biasanya hanya terjadi setelah insiden dan dilakukan untuk mencegah situasi itu terjadi lagi.
Sementara ERM, sebaliknya, dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko yang bakal dihadapi perusahaan, menganalisis risiko dan mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi risiko tersebut.
Manajemen risiko tradisional atau traditional risk management (TRM) cenderung fokus pada bagaimana cara menghindari risiko. Sementara ERM mencatat risiko potensial dan mengidentifikasi mana yang layak diambil, oleh karena itu lebih fokus pada peluang di samping risiko murni.
Selain itu, ERM mencakup seluruh perusahaan; dan bersifat top-down, sedangkan manajemen risiko tradisional mungkin hanya berfokus pada satu area atau divisi, dan tidak berasal dari pandangan holistik dari keseluruhan perusahaan.
Karena manajemen risiko tradisional sudah mapan dan dipraktekkan secara rutin di seluruh bisnis, dan hal itu telah memiliki standar. ERM lebih dinamis, gesit dan mudah beradaptasi dengan situasi atau perusahaan.
Karakteristik manajemen risiko tradisional yaitu memiliki standar sehingga kaku dalam segi penerapan, backward-looking, dan fokus pada penghindaran risiko.
Oleh sebab itu, TRM memiliki beberapa keterbatasan seperti tidak mendorong pengambilan risiko yang telah diidentifikasi, pendekatan tertutup, kurang mampu beradaptasi atau kurang dinamis dengan perubahan yang terjadi baik di internal maupun eksternal, lebih sulit untuk menyesuaikan dengan profil atau keadaan risiko bisnis dan membatasi manajemen risiko untuk bergerak level departemen.
Berikut deretan perbedaan TRM dan ERM:
- Respons
Respons manajemen risiko tradisional lebih reaktif dan cenderung menanggapi semua risiko dan fokus pada pencegahan agar tak terulang lagi. Sementara ERM lebih bersifat proaktif dalam mencegah terjadinya risiko yang mungkin dapat merugikan perusahaan.
- Cakupan
TRM lebih berfokus pada risiko yang dapat diasuransikan dan yang berwujud secara finansial. Sementara ERM mencakup risiko yang dapat diasuransikan dan tidak dapat diasuransikan, dan risiko yang sulit ditentukan biayanya — misalnya, risiko yang merusak merek atau reputasi.
- Upaya
TRM berfokus pada unit bisnis atau departemen, tertutup pada satu divisi sehingga dapat membuat aktivitas duplikat. Artinya, risiko yang sama mungkin dihadapi oleh dua divisi dan karena TRM fokus pada setiap departemen, proses pengelolaan risiko pun dilakukan dua kali. Sementara ERM bersifat holistik dan mencakup seluruh perusahaan dan meminimalisir duplikasi risiko di divisi lain.
- Prioritas
TRM membatasi prioritas dan penyelarasan risiko ke seluruh tim. Sementara ERM membuat prioritas yang mungkin bakal berdampak ke banyak departemen. Sehingga skala prioritas ditetapkan agar segera ditangani.
- Integrasi
Tradisional menggunakan pendekatan, metrik dan pelaporan yang tidak konsisten antara tim, website dan departemen. ERM lebih konsisten dan terintegrasi di seluruh bisnis.
- Identifikasi
Pengelolaan risiko secara tradisional bakal mengidentifikasi dan menangani risiko berdasarkan kasus per kasus. ERM fokus pada risiko, akar penyebabnya di setiap silo.
- Mitigasi
Mitigasi risiko pada TRM fokus pada dampak unit bisnis individu dan tim. ERM fokus pada mitigasi risiko yang memperhitungkan dampak secara keseluruhan bagi perusahaan.
- Kerangka berpikir
Manajemen risiko tradisional lebih melakukan penghindaran risiko dan fokus pada mitigasi. Sedangkan ERM lebih toleransi terhadap risiko.
- Koneksi
TRM menggunakan standar dan pendekatan yang bersifat spesifik bisnis dan dapat disederhanakan. Sementara ERM selaras dengan standar yang diakui seperti kerangka kerja Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO) untuk memastikan pendekatan manajemen risiko Anda tepat.
- Prominence
Manajemen risiko pada tradisional menjaga diskusi risiko hanya pada tingkat tim atau departemen. ERM membuka diskusi terkait risiko hingga tingkat eksekutif dan pemangku kepentingan.
- Daya tanggap
Manajemen risiko tradisional lebih kaku dan statis terkait daya tanggap. Sementara ERM lebih real time dan responsif terhadap perusahaan dan risiko.
Itulah perbedaan mengelola risiko secara tradisional dan ERM yang wajib Anda ketahui. Apabila perusahaan Anda membutuhkan informasi lengkap mengenai software Enterprise Risk Management sebagai solusi untuk bisnis yang berkelanjutan, silakan klik di sini.