Beda Model Shared Services dengan Sistem Sentralisasi dan Desentralisasi

Friday, 23 September 2022

Salah satu pendekatan yang dipakai perusahaan kelas dunia untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis yakni shared services. Apa itu shared services atau shared service center (SSC)? Model bisnis SSC ini merupakan konsolidasi fungsi pada proses back office perusahaan yakni fungsi pendukung operasional seperti HR, Finance dan General Affair agar perusahaan lebih fokus pada fungsi-fungsi strategis dan bisnis intinya.

Menurut laporan PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 2012 menyatakan bahwa 90 persen perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500 menerapkan Shared Service. Selain itu, laporan survei dari Hackett Study (2013) juga menyatakan 100 persen dari Top 25 perusahaan Fortune 500 menerapkan shared services yang terbukti bisa mengendalikan biaya, kualitas dan profil risiko.

Di Indonesia sendiri, model bisnis shared services ini belum banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan dalam negeri, bahkan sekelas BUMN dan holding company lainnya. Padahal manfaat yang didapat dengan menerapkan shared services ini bisa meningkatkan efisiensi bisnis jika diterapkan di BUMN di Indonesia.

Mengenai model bisnis sendiri, sudah dikenal ada dua yakni model desentralisasi dan sentralisasi. Model Desentralisasi yang mencakup penyebaran fungsi dan kewenangan pada unit-unit yang ditunjuk. Sedangkan Model Sentralisasi yakni pemusatan fungsi dan kewenangan pada suatu unit yang ditunjuk. 

Berbicara mengenai shared services merupakan konsolidasi fungsi pada suatu unit yang ditunjuk. Model shared services ini mirip dengan Sentralisasi namun akuntabilitas tetap berada pada unit fungsi yang “menyerahkan” dan responsibilitas berada pada unit Shared Services. 

Perbedaan mendasar lainnya adalah pada shared services terdapat Service Level Agreement (SLA) dan Operational Level Agreement (OLA). Sehingga kedua hal tersebut menjamin kualitas dan kuantitas delivery dari layanan shared services.  

Penerapan shared services menitikberatkan pada layanan yang berbasis konsumen, entitas yang independen, struktur yang flat, praktik bisnis unggulan, kepemimpinan yang berbasis biaya dan proses.

 

Jika dibandingkan dengan Shared services dibandingkan dengan Model Desentralisasi memiliki kekurangan sebagai berikut:

  • proses berulang
  • Inefisiensi
  • tidak terstandarisasi

Sedangkan kekurangan Sentralisasi dibandingkan dengan shared services yakni:

  • tidak responsif
  • terpisah dari bisnis
  • tidak fleksibel

 

Saat ini SISI juga menyediakan layanan shared services sebagai solusi end-to-end pengelolaan proses bisnis yang berbasis digitalisasi. Layanan ini bekerja secara terpusat dengan mengkonsolidasikan aktivitas operasional bisnis perusahaan yang bersifat non-core atau transaksional.

 

Saat ini, SISI memiliki 3 klaster bisnis yakni Shared Services, Digital Solution, dan System Integrator. Selain itu, SISI juga dipercaya untuk melakukan berbagai pengelolaan IT pada beberapa BUMN. 

Apabila perusahaan Anda membutuhkan informasi lengkap mengenai layanan Shared Services sebagai solusi terpadu bagi proses bisnis yang berkelanjutan, hubungi kami di sini.