Peran Teknologi Informasi dalam Kemerdekaan Indonesia

Friday, 14 August 2020

Penggunaan teknologi informasi tidak bisa lepas dari keseharian manusia. Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Di era sekarang, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang praktis. Kondisi ini tentu sangat berbeda saat Indonesia di masa awal kemerdekaan, 75 tahun silam.

Ada cerita menarik terkait teknologi yang digunakan saat itu. Jika kita akrab dengan nama Sajoeti Melik, tentu tahu kalau tokoh tersebut yang bertugas mengetikkan rumusan naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah yang ditulis tangan oleh Soekarno tersebut merupakan buah pikiran dari tiga orang, yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebarjo.

Pada saat itu, rapat persiapan kemerdekaan Indonesia dilakukan di kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda. Tapi karena kebiasaan mereka menggunakan huruf kanji, sehingga mesin ketik yang tersedia juga menggunakan huruf kanji. Pinjaman mesin ketik akhirnya diperoleh dari Konsulat Jerman yang letaknya paling dekat dengan kediaman Maeda.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, tantangan selanjutnya adalah cara menyebarkan berita tersebut ke penjuru negeri. Beruntung berkat jasa Burhanuddin Mohammad Diah memiliki inisiatif membantu memperbanyak tulisan tangan Soekarno dengan cara mencetak ulang. Pada hari yang sama, teks proklamasi sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei yang saat ini menjadi Kantor Berita ANTARA, Waidan B. Palenewen.

Waidan B. Palenewen memerintahkan penyiaran berita kemerdekaan tersebut melalui radio. Walaupun pihak Jepang mencoba menghalangi upaya tersebut dengan menyegel pemancar Kantor Domei, tapi kemerdekaan Indonesia berhasil disebarluaskan melalui radio, oleh jurnalis Jusuf Ronodipuro dan beberapa pemuda lainnya. Mereka membuat pemancar di kawasan Menteng dengan kode panggilan DJK 1. Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia saat itu langsung tersebar di wilayah Indonesia, bahkan hingga mancanegara.

Jika dibandingkan dengan sekarang, tentu teknologi tersebut bukan apa-apa. Namun, jika tidak ada teknologi tersebut Indonesia tidak akan bisa mengumumkan kemerdekaan bangsanya. Sekarang saatnya bagi kita, jangan mau kalah dengan teknologi yang serba ada untuk bersama saling bahu-membahu memajukan Indonesia. Dirgahayu Republik Indonesia ke-75! Jayalah Indonesiaku.